(senyap malam mengintai dari sudut-sudut kamar
kita tetap bernostalgia di antara bayang-bayang
kautegur kembali kesepianku, kapan kita bertemu?)
duh, sahabatku, sahabatku....
perpisahan telah membawaku pada empiri-empiri
seberapa dalam nilai lakon persahabatan kita
maka aku pasti berdosa andai berani melupakanmu
pernah kau tak tega meneguk, sedang aku haus
kau tak mampu mengunyah, sementara aku lapar
ketika aku tertatih di gelapnya jalan-jalanku
lalu kautuntun aku ke matahari dan bintang
kaunyanyikan tembang-tembang harapan
maka kuhapus sedihku pelan-pelan
(angin terus menyeret malamku semakin jauh
kita kian terpesona derap baris masa lalu
kaujabat kembali tanganku; apa kabar kawan?)
terima kasih sahabatku....
empiri-empiri telah menyodorkan berbagai lukisan
tentang semburat matahari penerang jalan-jalanku
maka biarlah kubangun di diriku monumen hatmamu
yaitu ajaranmu tentang filsafat para semut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar