Jumat, 02 Juli 2010

kesepian ^_^ (banyak nelen garpu x y?)


Saat temaram rembulan menyuguhkan hidangan, terlintas sekelebat bayang. Disibaknya kegelapan, namun entah dimana ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam. Kebisuan yang menusuk-nusuk, membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah tubuh pun mencoba rebah. Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali menerobos kelopak mata, ke pipi, hingga membasahi sarung bantal dan kapuk di dalamnya.
Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata. Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian yang kadang memabukkan. Hingga, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan.

Cinta…
Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, hingga memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah. Mengharapkan seseorang yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mengandung, dan melahirkan si kecil dengan selimut kasih sayang.
Namun, impian berbeda dengan kenyataan. Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri… dan masih sendiri. Duhai belahan hati, entah dimana Engkau bersembunyi,Ukhti sholehah yang dicintai Allah Ta’ala…
Cinta dan impian membentuk sebuah keluarga memang begitu indah. Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta. Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh harta itu tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi hati.


“saya telah pasrah, dalam dekapan sayap-sayap yang rapuh ini. membawa saya kemanapun pergi, mengikuti arah angin. mengikuti musim yang selalu berganti.
saya telah pasrah, untuk mencintai. meski hanya diam-diam.”
dan
“selamat malam sayang
apa kabarmu hari ini?
indahkah harimu atau mendung kelabu seperti hariku?
karena merindumu!
rasanya tak sabar menunggu waktu beranjak
Hah, kuharap waktu mau bersahabat denganku
dan segera membawaku dalam dekapmu
Tapi sudahlah aku tak mau menyita waktumu yg bukan milikku
selamat tidur dan telah kutitipkan dirimu dalam pelukan mimpi yang indah..”
Ketakutanku selalu ada..
takut jauh dari kamu, takut akan kehilangan kamu.
sama halnya kamu takut akan kehilangan orang yang paling kamu sayangi saat ini. tapi lagi2 aku katakan, aku nggak boleh egois! karena pada dasarnya kebahagiaanmu adalah kebahagianku juga.
tetaplah melangkah.. usah kau ragu…
dan tidak usah kau pikirkan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar